BKN PDI PERJUANGAN PROGRAM INSPIRASI RAMADAN
EDISI SAHUR – EPISODE 01, Minggu, 2 April 2022
Narasumber: Dr Sukidi – Cendekiawan Muslim Muhammadiyah Host: Sri Kumala Dewi
Dr. Sukidi: Puasa Buat Kita Peka Kemanusiaan
Bak air terjun yang menghujam batu-batu kali dibawahnya, ucapan anak petani asal Sragen, Jawa Tengah itu menemui bentuknya: deras dan terus mengalir. Dia juga tak sungkan menyebut kaum papa susah maju karena hanya sedikit yang berpihak kepada mereka.
“Puasa ini mengingatkan kita pada yang tidak punya apa-apa dan setiap hari dalam keadaan lapar dan dahaga. Tidak sedikit diantara kita yang masuk kelompok orang-orang lemah. Bukan karena tidak bisa maju dan sukses, karena mereka memang tidak memperoleh suatu keberpihakan dari kita,” tutur Dr. Sukidi.
Cendekiawan muslim lulusan Harvard itu sedang bicara perihal Ramadhan. Soal hikmah dan hakikat bulan puasa. Dia pun meruntut sejak dari awal: perintah puasa di dalam Quran.
Sukidi menyoroti beberapa hal menarik bersama lawan bicarabya Sri Kumala Dewi. Salah satunya terkait perintah puasa sebelum umat Islam. Bahkan kaum Yahudi pun pernah mendapat perintah ini. Dia pun merunut tafsirnya mulai dari Muqatil bin Sulayman hingga Imam Thabari atau yang biasa dikenal Ibnu Jarir Ath-Thabari.
Pada Q.S. Al-Baqarah Ayat 183, kata Sukidi, ada ‘Min Qoblikum’, ‘orang sebelum kamu’. Muqatil bin Sulayman, lanjut Sukidi, menyatakan tafsir terhadap frase itu merujuk kepada Ahli Injil. Sedangkan Imam Thabari mengartikannya sebagai ahlulkitab. Yakni umat-umat yang telah memiliki kitab pada masanya. Seperti umat Nabi Musa yakni berpegang kepada Taurat dan umat Nabi Isa yang berpegang kepada Injil. Mereka inilah yang juga pernah mendapat perintah puasa.
“Itu menandakan kita harus memberikan suatu respect, suatu penghormatan, kepada orang-orang sebelum kita. Umat Kristen, umat Yahudi dan umat-umat sebelum kita,” terangnya.
Titik fokus bahasan Sukidi kali ini akan menjadi ruas pertemuan yang menarik. Terlebih, selama ini puasa sangat identik dengan umat muslim. Dia juga mengingatkan kita semua bahwa urusan puasa adalah urusan kemanusiaan. Persis seperti ungkapan legendaris Founding Fathers kita, Bung Karno: Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.
“Puasa ini melatih kepekaan kemanusiaan. To be sensitive to humanity. Kita agar lebih peka terhadap pengalaman kemanusiaan karena hakikat kemanusiaan adalah satu dan setara,” imbuhnya.
‘Bung Karno, kata Sukidi, menyebut ‘My Nationalism is Humanity’. Yang mengibaratkan kemanusiaan, sebagai sebuah keluarga. Yang satu anggota menopang dan membantu keluarga lain.
“Dan itulah kemanusiaan yang satu dan setara. Yang tidak mengenal batas-batas agama, suku dan etnis. Tetapi kita semua diikat satu kesatuan yang sama sebagai manusia,” tuturnya.
Bahkan, lanjut Sukidi, Karen Armstrong punya teropong yang menarik untuk melihat puasa ini. Yaitu puasa diberi makna sebagai bentuk untuk masuk kedalam dunia penderitaan orang lain, merasakannya dan menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita.
Hal tersebut akan menumbuhkan etika sosial untuk lebih bisa memahami kondisi dan merasakan kehidupan kaum yang lemah. Terlebih kepada mereka yang tertindas, miskin dan marjinal.
“Merekalah orientasi puasa kita,” jelasnya.
Lewat hikmah Ramadan ini, Sukidi juga mewanti-wanti bahaya overclaim. Dalam level dan bidang apapun, terlebih soal urusan penilaian ibadah dan ketaatan beragama manusia lain.
“Tuhan mengingatkan, jangan mengklaim diri kita lebih suci, lebih bertaqwa, lebih mulia dibanding yang lain. Ini adalah hakikat puasa, hanya Tuhan sebenarnya yang paling tahu siapa diantara kita yg paling bertaqwa. Ya, hanya Tuhan,” tegasnya saat menjadi narasumber Inspirasi Ramadhan yang disiarkan akun Youtube BKN PDI Perjuangan pukul 03.00 dini hari tadi.
Program Inspirasi Ramadan oleh BKN PDI Perjuangan ini tayang setiap hari selama bulan Ramadhan jelang waktu Sahur dan Buka Puasa. Nantikan selalu tayangan ini karena akan membahas isu dan tema aktual bersama sejumlah narasumber ciamik!
Inspirasi Ramadhan Sahur Pukul 03.00 WIBInspirasi Ramadhan Buka Pukul 17.00 WIB