Episode ke-21 Ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan “MATA AIR KEARIFAN WALISONGO” pada Senin 03 Mei 2021, mengambil tema ‘Merawat Alam Merawat Kehidupan’ dengan narasumber KH. Ngatawi Al Zastrow yang merupakan seorang budayawan, dipandu host Rano Karno S.IP.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus diterapkan di tengah-tengah kehidupan manusia. Hal ini, untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia. Menjauhkan dari kerusakan dan bencana yang terjadi karena ulah sebagian manusia. Rasulullah Saw. sebagai seorang Nabi telah memberikan perintah yang tegas kepada umatnya untuk menjaga alam ini dan tidak membuat kerusakan di dalamnya.
Hal itu disampaikan KH. Ngatawi Al Zastrow dalam acara ngabuburit Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan, pada hari Senin 3 Mei 2021, pukul 17.00 WIB.
“Islam mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, dalam islam menjaga alam bagian dari ukhuwah. Manusia sebagai seorang khalifah salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan alam,” papar Zastrow.
Terkadang karena yang dipandang itu ada kenikmatan hingga manusia lupa dalam menjaga hubungannya dengan alam. Padahal manusia bisa makan hari ini adalah hasil dari mengajaga alam, menanam bahan makanan.
Kemudian Zastro mengkisahkan sebuah cerita dalam terma keharusan manusia menjaga kelestarian alam, ini sudah tertuang dalam peristiwa pada saat Rasulullah berperang bersama para sahabat, Rasulullah Saw. memberikan petunjuk dan etika dalam berperang, termasuk diantaranya tidak boleh sampai merusak alam sekitar.
“Bahkan ketika dalam keadaan perang ada tiga hal yang tidak boleh dirusak yaitu perempuan, anak-anak, dan pepohonan, Nabi juga meriwayatkan jika besok terjadi kiamat dan hari ini kamu mempunyai benih maka tanamlah, agar alam bisa selamat,” ujar Zastrow mengkisahkan.
Itulah sebabnya, lanjut Ngatawi Al-Zastrow, kita tidak boleh mengeksploitasi alam. Petuah Nabi untuk senantiasa menjaga alam kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabiin, hingga sampai pada para Walisongo di Nusantara.
Salah satu wali yang mengajarkan untuk menjaga alam adalah Sunan Muria. Sunan Muria yang merupakan penggagas salah satu varietas padi gunung yaitu padi gogo. Sunan Muria mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam, disamping hal itu untuk menunjang keberlangsungan hidup, tapi kemudian bisa sekaligus menjadi sebuah upaya dalam merawat alam.
“Banyak buku penelitian yang mencoba mengkaji kearifan lokal yang dilakukan oleh para Wali termasuk bagaimana Sunan Muria melakukan pertanian sebagai upaya menjaga alam dan merawat kehidupan,” terang Zastrow.
Senada dengan apa yang dilakukan Sunan Muria, Sunan Kalijaga juga sama mewanti-wanti masyarakat untuk menjaga alam ini tetap terawat, bahkan dalam interaksi dengan hewan yang menjadi hama sekalipun. Semerusak-rusaknya hewan kita tidak boleh membunuh melainkan disingkirkan saja, hal itu karena Allah sudah menciptakan makhluknya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Di daerah Muria Kudus termasuk lumbung pangan yang bagus karena warisan ilmu Sunan Muria yang mengajarkan untuk menjaga kelestarian alam, karena menjaga kelestarian alam berarti menjaga kehidupan.
Hal ini diajarkan Walisongo untuk memperdulikan kelestarian alam, sebagai salah satu tugas manusia sebagai khalifah. Kita dianjurkan untuk bersikap kepada alam sebagai sebuah bagian dari kehidupan kita, kita tidak boleh memandang sebelah mata bahwa alam hanya sebatas dijadikan sumber kehidupan manusia, tapi kita juga diajarkan untuk senantiasa menghormati alam.
“Alam merupakan bagian kehidupan kita, alam bukanlah sumber daya melainkan bagian kehidupan kita, kalo kita menjaga alam maka alam juga akan menjaga kita,” pungkas Zastrow.
Program Ngabuburit Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan dengan tema besar ‘Mata Air Kearifan Walisongo’ hadir setiap hari pada bulan Ramadhan pukul 17.00 WIB dapat diikuti melalui kanal Youtube: BKNP PDI Perjuangan, Instagram: BKNPusat dan Facebook: Badan Kebudayaan Nasional Pusat