Dalam perjalanan munculnya negeri ini, dari abad 12 hingga mencapai kemerdekaan dan lahir nusantara modern dengan nama Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari peran kaum Alawiyyin. Mereka hadir ke bumi nusantara tidak hanya menjalankan peran dagang, akan tetapi juga menularkan nilai intelektualitas dan spiritualitas islam yang kuat yang turut berperan memberikan penjagaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut diulas apik oleh Habib Husin Nabil Assegaf dalam acara Inspirasi Sahur: Islam dan Kebangsaan yang ditayangkan di akun youtube BKNP PDI Perjuangan dini hari tadi (4/5/2021). Pendakwah yang juga merupakan keluarga alawiyin yang tersebut menuturkan bahwa Kaum Alawiyin atau Bani Alawi bermula dari Ubaidilah bin Ahmad Al Muhajir, seorang keturunan Nabi Muhammad SAW yang hijrah dari Iraq menuju Yaman. Ubaidilah memiliki anak yakni Alwi yang keturunannya kemudian disebut Alawiyin.
“Kaum Alawiyin ini memiliki tarekat atau jalan spiritual yang telah turun temurun dari datuk-datuk mereka yang tentu hingga Nabi Muhammad SAW, untuk menyebarkan rahmat Allah SWT ke seluruh muka bumi,” ujar alumni Darul Musthofa Tarim, Hadramaut Yaman tersebut.
Habib yang juga karya-karyanya terkenal hingga penjuru Asia Tenggara tersebut menuturkan bahwa Walisongo yang terkenal sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa juga merupakan Kaum Alawiyin. Walisongo merupakan keturunan dari Muhammad Sahib Mirbath dari cucunya yang bernama Abdul Malik dari anaknya yakni Alwi yang hijrah ke India.
“Sebutan keturunan Nabi sebenarnya bermacam-macam, ada Habib yang sebenarnya artinya adalah kecintaan kepada Rasulullah SAW dan keluarganya dan sebenarnya di Arab, siapapun bisa memanggil kekasihnya Habib. Seorang cucu bisa memanggil kakeknya Habib karena kakeknya merupakan kecintaannya. Ada yang memanggil Sayyid atau junjungan. Itu semua sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi dan keluarganya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa di Yaman sendiri julukan keturunan Nabi mengalami pergeseran. Dari imam atau pemimpin kemudian di bawahnya terdapat Syech sebagai orang tua yang berilmu, kemudian tingkatan di bawahnya dipanggil Habib dan kemudian Sayyid. Sedangkan di Indonesia semuanya dipanggil Habib, sedangkan di Yaman keturunan Rasulullah SAW memiliki panggilan sebagai Sayyid.
“Sebutan Habib itu bukan pangkat apa-apa di dalam keilmuan. Jadi seorang Habib itu belum tentu ulama tapi itu sebutan cinta kepada keluarga Rasulullah SAW. Seseorang dipanggul Habib itu beban berat kepada Allah SWT. Kepada mereka yang dinasabkan kepada Rasulullah SAW, harus memiliki cerminan perilaku yang santun dan berakhlaq mulia,” imbuhnya.
“Saya pernah membaca dibeberapa kisah, para Alawi ini yang tinggal dan beranak pinak di Indonesia ini mereka bagian juga yang ikut berjuang merebut kemerdekaan kala itu. Sampai di masa proklamasipun pada masa Bung Karno membacakan Proklamasi itu beliau juga dekat dengan para Habaib salah satunya yakni Habib Ali Kwitang, ia seorang Habib Al Habsi dan dia adalah orang yang berilmu dan memiliki kedudukan di sisi Allah SWT dan berakhlaq. Bung Karno pernah tinggal dirumahnya dan menghadiri pengajiannya selama empat bulan. Oleh karenanya Bung Karno dapat disebut sebagai santri Habib Ali Kwitang dan ada kedekatan juga dengan Habib Husain Mutahar,” tuturnya.
Habib Husin Nabil Assegaf berpesan bahwa hendaknya setiap pemuda di negeri ini tidaklah menyia-nyiakan apa yang telah diwariskan leluhur kita ini. “Persatuan yang mereka miliki demi memerdekakan bangsa ini dari penjajahan dan segala ilmu tenaga yang mereka curahkan jangan kita sia-siakan. Kita harus menjadi bangsa yang paling beriman dan memiliki keyakinan tinggi kepada tuhan dan harus menjadi bangsa yang paling santun di dunia ini, karena sejatinya bangsa ini adalah bangsa yang santun dari sebelum datangnya Islam,” tungkasnya.
Acara Inspirasi Sahur: Islam dan Kebangsaan ini tayang setiap hari selama bulan Ramadhan. Premiere setiap pukul 03.00 WIB di akun Youtube BKNP PDI Perjuangan. Inspirasi Sahur akan selalu menemani santap sahur anda sembari menimba ilmu dan pencerahan dari narasumber tokoh-tokoh Islam yang terkemuka di Indonesia.