Rhenald Kasali: Kolaborasi dan Berdikari Kunci Indonesia di Kancah Dunia

Podcast Bung Karno Series BKN PDI Perjuangan Bulan Bung Karno 2023 Episode 6 bersama Guru Besar FEB Universitas Indonesia Rhenald Kasali.

Kolaborasi dan Ekonomi Berdikari (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) rupanya bisa disatukan. Caranya, mengedepankan kerjasama tanpa melukai kedaulatan dan kepentingan. Dua konsep besar ini diyakini akan membawa Indonesia menjadi pemain global yang tetap berpegang teguh pada Pancasila.

Hal tersebut diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Budaya Universitas Indonesia, Rhenald Kasali bersama host Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari PDI Perjuangan Aria Bima, di Podcast Bung Karno Series di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan pada Selasa (6/6/2023).

Menurut Rhenald prinsip kolaborasi sangat penting untuk digalakkan saat ini. Prinsip ini sama persis dengan yang diinginkan Bung Karno. Sebagaimana ia mengusung gagasan non blok. Dimana Non-Blok berarti keaktifan untuk berkolaborasi dengan siapapun.

“Karena lawan-lawan kita semua berkolaborasi. Bisa celaka kita kalau tidak banyak teman,” ungkap Rhenald.

Rhenald menjelaskan prinsip kolaborasi bisa membangun ekonomi berdikari bangsa Indonesia. Meski demikian, kata Rhenald, konsep berdikari tidak boleh menutup ruang untuk berkolaborasi dengan siapapun.

“Kita harus berdikari, walaupun kita tidak menutup ruang untuk berkolaborasi. Tidak menutup, tapi kitalah penentunya,” jelasnya.

Apalagi, lanjut Rhenald, potensi anak muda Indonesia sangat besar. Mereka sudah memiliki pendidikan yang baik. Bahkan, anak muda Indonesia sudah menjadi pelopor start up urutan kelima terbesar di dunia.

“Jadi, walaupun keahlian kita masih kurang. Tapi rasa percaya diri sudah bagus. Produksi-produksi tertentu banyakan dari orang Indonesia.  Jadi, jika kita perkuat itu, rasa percaya diri kita sudah bagus. Kita bisa berbalik arah ke depan,” tutur alumnus University of Illinois Amerika Serikat ini.

Selain hal tersebut, Rhenald menambahkan bahwa potensi di Indonesia juga sudah lebih dari cukup. Baik di sektor kelautan, perkebunan, sumber daya alam mineral, dan pariwisata.

Kendati demikian, kata Rhenald, semua sektor tersebut harus dipersiapkan infrastruktur dan ekosistem industrialisasinya.

“Semua ekosistemnya harus dibangun. Sebab, sekarang kecenderungan turis itu datang ingin menguasainya semuanya.  Kita harus rebut semua dengan pelayanan yang lebih baik dan produknya kita ciptakan,” pungkas Rhenald.

Selengkapnya di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *