Kerinduan di Pesantren: Saat Jarak Mengajarkan Arti Cinta.
Menjadi santri bukan hanya soal menghafal kitab dan mengikuti kajian, tetapi juga perjalanan hati yang penuh ujian. Salah satunya adalah perpisahan dengan keluarga, terutama ibu.
Di malam-malam sepi, banyak santri yang hanya bisa menyembunyikan tangis di balik selimut, merasakan rindu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kisah ini menjadi sorotan dalam episode ke-13 Santri Undercover Inspirasi Ramadhan 2025, yang tayang Jumat (14/03/2025) di kanal YouTube BKN PDI Perjuangan.

Program ini menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari kehidupan santri dan akan tayang setiap hari sepanjang bulan Ramadhan pada pukul 03.00 WIB.
Salah satu santri yang berbagi kisahnya adalah Muhammad Azmi, santri asal Jakarta yang harus berjuang melawan rindu demi menuntut ilmu.
“Awalnya tuh sepi, terus tiba-tiba kalau di rumah lagi sepi, tiba-tiba datang ibu. Kalau di rumah tuh, kayak nggak ada rasa kesepian gitu karena ada ibu,” ujar Azmi.
Bagi Azmi, kehadiran seorang ibu adalah bagian dari keseharian yang dulu terasa biasa, tetapi kini begitu dirindukan. Mulai dari panggilan lembut saat bangun pagi, makanan buatan tangan ibu, hingga sekadar kehadiran yang membuat rumah terasa hangat.
“Kalau udah sampai rumah, bukannya ngobrol sama ibu, malah ngabisin waktu di luar. Terus pas mau balik ke sini lagi, baru nyesel karena nggak banyak ngobrol sama ibu,” ungkapnya dengan nada penuh penyesalan.
Sejak di pesantren, ia harus menjalani segalanya sendiri. Tidak ada lagi ibu yang menyiapkan makanan atau menemani saat merasa tidak nyaman.
“Kadang kalau makan sih nggak, kalau main juga nggak, tapi kalau lagi bad mood, lagi gabut, pasti tiba-tiba ingat ibu. Kalau sudah terlalu sedih, diam aja di kasur,” tutur Azmi.
Kenangan tentang kasih sayang ibu juga masih melekat kuat. Salah satu yang paling diingat Azmi adalah saat ia jatuh dari sepeda ketika masih kecil.
“Pernah waktu itu jatuh pas baru-baru naik sepeda, terus mama Azmi gendong Azmi, luka itu diobati dengan penuh kasih,” kenangnya.
Namun, Azmi sadar bahwa ia harus mencari cara agar tidak terus larut dalam rindu. Salah satu jalannya adalah dengan menyibukkan diri.
“Kalau setiap sore di sini juga ada ekskul, tapi kalau dulu tuh ekskul nggak terlalu ditekankan. Sekarang alhamdulillah ada ekskul. Azmi pengen masuk study club, biar nggak kangen sama ibu, jadi cara ngilanginnya dengan mengisi waktu penuh program,” jelasnya.
Di akhir perbincangan, Azmi menyampaikan pesan khusus untuk ibunya.

“Mama Azmi, Azmi kangen sama mama. Maaf ya, udah sering ngebantah dari dulu. Dulu tuh nggak pernah ngobrol sama mama, seringnya malah main HP,” ujarnya lirih.
Menurut Mabda Dzikara, Koordinator Program Santri Undercover, kisah seperti ini bukan hal yang asing di dunia pesantren. Ia menekankan bahwa pengalaman merindukan keluarga justru menjadi bagian dari proses pembentukan mental seorang santri.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga tempat melatih mental. Rindu itu bukan kelemahan, tapi latihan kesabaran dan keteguhan hati,” jelas kader PDI Perjuangan ini.
Santri Undercover menampilkan sisi lain kehidupan pesantren, bukan hanya soal disiplin dan ilmu, tetapi juga tentang cinta, rindu, dan pengorbanan.
Episode terbaru ini bisa disaksikan melalui kanal YouTube BKN PDI Perjuangan setiap hari sepanjang bulan Ramadhan, pukul 03.00 WIB.
Selengkapnya di