Senang bertemu dengan Pengurus KTI Solo yang memperkenalkan diri dan meminta masukan.
Saat ini era digital merupakan sebuah keniscayaan. KTI Solo harus segera ‘Go-Digital’. Gadget sudah menjadi sumber rujukan dan referensi.
Untuk itu, KTI Solo harus menjadikan gadget sebagai ‘kantor’ utama karena prang mencari info apapun lewat gadget, termasuk mencari info tentang KTI dan apapun kegiatannya.

Namun sebelumnya, tentukan dan sepakati dulu mindset bersama sebagai pijakan dasar membuat branding. Misalnya, bikin kredo utama: ‘urusan rakyat adalah urusan KTI’. Setelah itu perbanyak konten;
– perbanyak podcast apapun yang bisa menarik publik, berisi edukasi dan nilai-nilai kebangsaan ala anak muda
– ikut menginisiasi mengembalikan nilai-nilai solo sebagai kota pusat budaya dan solidaritas sosial
– ikut menginisiasi dan menyelesaikan keluhan-keluhan publik agar pelayanan negara kepada rakyat semakin maksimal.
– menjadi ‘jembatan penghubung’ antara aspirasi publik dengan Pemkot.
Aksi offline bisa dilakukan dengan penanaman satu pohon per RW oleh KTI sendiri. Dijaga dan dirawat untuk mendukung program penghijauan kota.
Pengurus KTI sepakat namun menyadari kurangnya perangkat pendukung segera go-digital, baik keahlian SDM pelaksana maupun peralatannya.
Sedangkan untuk program penghijauan kota akan berkoordinasi dengan Perhutani dan BBWS Bengawan Solo untuk penyediaan bibit.


