Ramadan, Saatnya Kita Ngaji

Dr. Sukidi: “Al-Quran Harus Dibaca, Dipahami, dan Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari”

Jakarta – Program Inspirasi Ramadan: Takjilan Yuk! yang diinisiasi oleh PDI Perjuangan kembali hadir dalam episode ke-17 dengan tema “Ramadhan, Saatnya Kita Mengaji” pada Senin (17/3/2025).

Dalam episode spesial Nuzulul Quran ini, cendekiawan Muhammadiyah Dr. Sukidi mengupas makna mendalam dari turunnya Al-Quran dan bagaimana seharusnya umat Islam menyikapinya.

Dr. Sukidi menjelaskan bahwa dalam tradisi Islam awal, Al-Quran belum berbentuk mushaf seperti saat ini, melainkan tersimpan dalam hati umat Islam melalui hafalan dan bacaan.

“Al-Quran dalam awal tradisi Islam itu tersimpan di dalam hati, belum ada dalam bentuk mushaf seperti saat ini tetapi lebih ke tradisi untuk membaca firman Tuhan,” ujarnya.

Lulusan Harvard University ini juga menerangkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam dua tahap: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia dalam satu paket utuh, dan kedua, secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril selama 23 tahun. Peristiwa ini dimulai dengan turunnya ayat pertama dalam Surah Al-‘Alaq.

Lebih jauh, Dr. Sukidi menekankan bahwa memahami Nuzulul Quran tidak cukup hanya dengan membaca, tetapi harus diiringi dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

“Al-Quran adalah cahaya kehidupan. Tidak cukup hanya dibaca, tetapi harus diamalkan dalam keseharian,” pesannya.

Ia juga mengingatkan bahwa esensi ibadah bukan hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga dalam niat dan pengamalan nilai-nilai luhur.

“Ibadah juga harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari yang luhur dan mulia sesuai panduan Al-Quran dan kehidupan bernegara,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa hal terpenting dalam ibadah adalah niat untuk mencari ridha Allah SWT, karena ibadah yang disertai motif lain akan kehilangan makna sejatinya.

Selain kajian keislaman, episode ini juga mengangkat kuliner khas Nusantara, Sate Padang, sebagai simbol keberagaman Indonesia. Seperti halnya bumbu dalam sate yang berpadu menjadi cita rasa khas, keberagaman suku dan agama di Indonesia juga harus dirawat agar menjadi kekuatan yang harmonis.

Dengan format yang ringan dan dekat dengan kehidupan anak muda, Takjilan Yuk! diharapkan menjadi tayangan yang menghibur sekaligus memberikan inspirasi selama bulan Ramadan.

Selengkapnya episode ini di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *