Aria Bima: Terapkan Ide Ekonomi Bung Karno, Jika Ganjar Presiden Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Capai 8 Persen

Podcast Bung Karno Series BKN PDI Perjuangan Bulan Bung Karno 2023 Episode 27 bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima.

Dalam hal ekonomi, Indonesia pernah memiliki konsep nasional semesta berencana yang digaungkan oleh Bung Karno dan saat ini diterjemahkan menjadi nawacita Presiden Jokowi. Kemajuan pembangunan yang dicapai oleh Presiden Jokowi telah membawa rakyat Indonesia ke dalam optimisme.

Oleh karena itu, jika legacy pembangunan era Presiden Jokowi dilanjutkan oleh seorang pemimpin yang mempunyai visi dan karakter yang kuat dan berani, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai angka 8% bukanlah sekadar angan-angan belaka.

Poin-poin tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima dalam Podcast “Bung Karno Series 3” yang dipandu Aris Setiawan Yodi di chanel Youtube BKN PDI Perjuangan pada Rabu (28/6/2023).

“Saya sangat yakin pertumbuhan ekonomi kita tidak hanya 5%, ke depan saya yakin pertumbuhan ekonomi kita mampu mencapai 8% atau 9% setiap tahunnya. Hal ini bukanlah sekedar mimpi, tetapi hal yang dapat dikalkulasikan secara realistis untuk menjadi negara maju. Kita akan memiliki PDB yang termasuk dalam 4 tertinggi dunia. Saya optimistis itu tercapai jika nanti kepemimpinan Indonesia di bawah Ganjar Pranowo,” tutur politisi lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM itu.

Bima menuturkan tentang bagaimana jalannya pemerintahan sebelum Presiden Jokowi. Jakarta dan Pulau Jawa itu diibaratkan sebagai lokomotif untuk menarik peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsepsi Nawacita atau Pembangunan Indonesia-sentris Presiden Jokowi telah meletakkan fondasi berupa pembangunan infrastruktur yang merata di setiap daerah.

“Saat ini di wilayah Indonesia Timur misalnya. Daerah yang memiliki mineral nikel, mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 17% pertahunnya, itu adalah modal penting agar adanya optimisme pertumbuhan ekonomi setiap daerah,” ungkap Bima.

Bima menceritakan bahwa Indonesia ini seharusnya sudah maju sejak lama. Setelah melewati segala konsolidasi politik ekonomi dan ideologi, konsep awal gagasan pembangunan yang dibangun Bung Karno melalui Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969.

Awal tahapan proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, Bima menambahkan, ini adalah awal bagaimana BUMN sebagai sumber pemasukan negara. Selain itu Bung Karno juga memiliki gaya kepemimpinan yang ideologis teknokratik, dimana orang-orang pintar disekolahkan di luar negeri terlebih dahulu agar nantinya menjadi aset bangsa ke depan. Karena menurut Bung Karno bangsa ini harus memiliki arah yang jelas, tidak hanya atas dasar common sense.

“Kalau konsepsi pembangunan semesta berencana dengan ideologi Pancasila dulu dijalankan dengan baik. Tiongkok bisa menjadi negara super power. Indonesia bisa menjadi negara super super power,” tutur politisi senior Fraksi PDI Perjuangan itu.

Bima dapat mengatakan hal tersebut setelah melakukan kunjungan dengan parlemen Tiongkok. Pemikiran Bung Karno di sana sangat dikagumi, bahkan di beberapa universitas, pemikiran Marhaenisme Bung Karno menjadi mata kuliah pilihan yang digemari. Menurut parlemen Tiongkok, proses perubahan negara komunis menjadi negara sosialis juga dipengaruhi oleh konsep Pancsila Bung Karno.

Bima berusaha mengimplementasikan pemikiran Bung Karno ini. Salah satunya melalui regulasi Gula, kita tidak dapat sepenuhnya menyerap standar internasional. Menurutnya apabila kita menerapkan aturan tersebut, maka pabrik-pabrik gula di Indonesia akan tutup karena tidak mampu memproduksi sesuai standar. Jadi Komisi VI membagi regulasi menjadi 2, ada gula Industri yang sesuai standar internasional dan juga gula konsumsi yang digunakan sehari-hari. Kebijakan ini diambil untuk melindungi kepentingan dalam negeri dan di lain sisi juga tetap dapat bersaing di kancah internasional.

“Coba lihat bagaimana kebijakan Presiden Jokowi melakukan hilirisasi terhadap sumber daya mineral yang ada. Kita tidak bisa menjadi bangsa yang tertutup tetapi kita juga tidak mau ‘dikibulin’. Karena imperialisme dan kolonialisme saat ini masuk ke regulasi,” tambah Bima.

“Saya yakin dan menaruh harapan penuh kepada Mas Ganjar, saya yakin dia dapat melanjutkan fondasi yang telah diletakkan Presiden Jokowi. Ia akan berani mengambil kebijakan dan mengambil peran agar kita tidak hanya menjadi obyek dalam situasi global. Kita juga harus menjadi subyek yang menentukan perekonomian global,” pungkasnya.

Selengkapnya di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *