Live Apa Kabar TvOne: Anak Muda Punya Standar Moral dan Etika Tinggi, Tak Suka Proses Instan
Anak muda saat ini tidak berada di ruang hampa, mereka punya standar moral dan etika tinggi dan kebanyakan tidak terjebak pada ambisi pribadi, ambisi keluarga, atau jabatan. Anak-anak muda sekarang tak suka dengan oportunis murahan, tapi mereka punya semangat idealis. Ada pilihan masuk partai politik, organisasi profesi, untuk memperbaiki kondisi di sana. Mereka merangkak betul untuk masuk di sana, dan tidak terlalu suka dengan jalur pragmatis dan instan.
Program Talk Show Dua Arah Kompas TV bersama Liviana Cherlisa, Effendy Choirie, Andre Rosiade, Herzaky Mahendra Putra dan Feri Amsari
Sekarang ini seolah-olah berkembang persepsi publik bahwa navigasi menyangkut pertemuan, kerja sama, dukung-mendukung diarahkan ke Presiden Joko Widodo Padahal, perhitungan-perhitungan parpol itu didasarkan pada kalkulasi pileg dan pilpres yang semuanya diarahkan pada dampak elektoral masing-masing. Bisa keliru sendiri kalau seolah-olah diarahkan di belakangnya ada Pak Jokowi. Nanti kalau sudah keliru, jangan salahkan Pak Jokowi juga.
Apa Kabar Indonesia Malam TvOne bersama Putri Viola, Ferry Juliantono dan Hendri Satrio: Pendukung Pak Jokowi Sebagian Besar Mendukung Ganjar
Metode atau cara komunikasi politik Pak Jokowi harus dipahami dalam narasi yang selalu memberikan simbol-simbol. Pesan yang akan diberikan tak akan melukai satu dengan lainnya, karena pemerintahan ini kan masih 1,5 tahun. Filosofi Pak Jokowi sangat jelas.
“Lamun sira sekti, ojo mateni. Meskipun kamu sakti, jangan sekali-kali menjatuhkan.
Lamun siro banter, ojo ndhisiki. Meskipun kamu cepat, jangan selalu mendahului.
Lamun sira pinter ojo minteri. Meskipun kamu pintar, jangan sok pintar.”
Terlihat juga saat Pidato Kenegaraan 16 Agustus beliau menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus bisa lari marathon, fisik dan psikisnya harus kuat. Ini karena pekerjaan seorang presiden ke depan perlu sosok yang laur biasa. Di sinilah sosok Pak Ganjar Pranowo terlihat simbolik pada sambutan-sambutan Pak Jokowi termasuk di Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Medan. Ingat video rambut putih berkerut, itu ada di Ganjar Pranowo.
Terkait video Mas Gibran dan Bobby mendukung Ganjar, clear dukungan politik Pak Jokowi dan keluarga kepada Ganjar Pranowo. Ini karena memang Pak Jokowi lahir dari partai-partai pengusung. Tak heran juga kalau secara survei, pendukung-pendukung Pak Jokowi lebih cenderung mendukung Pak Ganjar Pranowo daripada calon alin.
Semua jajaran kader di struktural, maupun kader yang mendapat penugasan di legislatif dan eksekutif memang mendapat instruksi untuk mensosialisasikan keputusan partai tentang pencalonan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Termasuk di antaranya mengenalkan Ganjar ke publik karena masih ada 15 persen warga yang belum kenal dan belum tahu Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Betul itu instruksi, mengenalkan Ganjar kepada masyarakat, bisa dengan pertemuan door to door, bagi kaos, stiker dan lain lain.
Apa yang sudah diputuskan oleh partai, mengikat kepada organisasi dan kader wajib melaksanakannya di lapangan, termasuk mas Wali Kota Gibran. Pak Jokowi dalam kapasitasnya sebagai presiden tentu tidak dalam kapasitasnya mensosialisasikan Ganjar Pranowo. Pak Jokowi cukup memberikan senyuman dan pelukan mesra kepada semua capres.
Dalam hal ini, yang dilakukan Gibran dan Bobby mensosialisaikan Ganjar sebagai bacapres PDI Perjuangan dengan mengenakan baju partai. Sebagai pribadi, mereka tidak kehilangan hak politiknya, dan itu dilakukan bukan dalam kapsitas sebagai kepala daerah, tapi dilakukan dalam kapasitas pribadi, juga pada hari Sabtu-Minggu. Tidak ada hal yang dilanggar dalam kapasitas pribadi, dan tak ada penyalahgunaan jabatan dalam melakukan sosialisasi, sebagaimana juga saat Gibran sebagai wali kota menemui Pak Prabowo sebagai menteri di Solo.
Kami menghargai setiap hasil survei yang muncul. Kami percaya yang bisa mengubah masyarakat yang dinamis adalah kerja dari relawan dan parpol yang bekerja. Waktu masih sangat panjang sampai 14 Februari 2024 nanti, karena rakyat belum tahu semua visi, misi, program, dan kebijakan bacapres yang ada. Kami percaya, program Ganjar Pranowo lebih membumi, merakyat, dengan realisasi konkret meneruskan fondasi yang diletakkan dari 10 tahun kepemimpinan Pak Jokowi.
Hubungan Ibu Megawati dan Pak Jokowi setiap kali dipersepsikan publik, terutama dalam pembicaraan media sosial, terlihat terlalu didramatisasi atau dibesar-besarkan. Kami yakin beliau berdua adalah tokoh bangsa, terutama Bu Mega yang sudah makan garam berbagai situasi politik nasional maupun internasional.
Hubungan Bu Megawati dan Pak Jokowi itu seperti ibu dan anak. Dalam hubungan antara ibu dan anak, perbedaan pendapat pasti terjadi, tapi kami percaya kedua tokoh ini tak pernah beda pandangan, dengan lebih mengedepankan persoalan Pancasila, NKRI, dan kebhinekaan bangsa.
78 tahun sebagai sebuah bangsa tentu bukan usia kecil. Kita telah mengalami berbagai konflik atau perbedaan pendapat, tapi tetap bersatu. Sebagai refleksi ke depan, terutama dalam tahun politik ini narasi kita tetap Indonesia bersatu. Tak perlu takut dengan konflik. Kita harus berprinsip terus membangun konsensus di tengah gesekan dan perbedaan pendapat yang pasti akan terjadi.
Langkah tim Hukum PDI Perjuangan melaporkan pernyataan Rocky Gerung ke Bareskrim Mabes Polri merupakan tindakan untuk memberikan pencerahan dan pendidikan proses berdemokrasi di masyarakat.
“Saya sebagai kader PDI Perjuangan yang secara konsisten atas perintah Ibu Mega untuk mengawal jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo, sangat menyambut positif setiap argumen yang mengkritik setiap kebijakan yang diambil oleh presiden. Hal itu karena kita sebagai partai yang demokratis menyadari argumen penolakan itu selalu ada dasarnya, selalu ada faktanya, dan menawarkan cara pandang lain. Itu baik untuk perkembangan demokrasi ini.
Setiap reshuffle seringkali sorotan kepada presiden cenderung didominasi hal-hal bersifat politis daripada teknokratisnya, namun reshuffle kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif presiden. Sebagai partai politik, kami dalam posisi menyiapkan orang-orang kalau diminta dan memenuhi standar kompetensinya.
Apa yang disebut Anies sebagai ketimpangan itulah yang diselesaikan Presiden Jokowi dalam 10 tahun terakhir. Mengapa ada konsepsi Indonesia Sentris, ada interkoneksitas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, disambung jadi satu dengan pembangunan jalan tol, jalan trans, pelabuhan, bandara, listrik 35 ribu watt, dan juga infrastruktur telekomunikasi, sehingga produktivitas tak hanya Jawa Sentris, bahkan Jakarta Sentris.