Hubungan Ibu Megawati dan Pak Jokowi setiap kali dipersepsikan publik, terutama dalam pembicaraan media sosial, terlihat terlalu didramatisasi atau dibesar-besarkan. Kami yakin beliau berdua adalah tokoh bangsa, terutama Bu Mega yang sudah makan garam berbagai situasi politik nasional maupun internasional.
Hubungan Bu Megawati dan Pak Jokowi itu seperti ibu dan anak. Dalam hubungan antara ibu dan anak, perbedaan pendapat pasti terjadi, tapi kami percaya kedua tokoh ini tak pernah beda pandangan, dengan lebih mengedepankan persoalan Pancasila, NKRI, dan kebhinekaan bangsa.
Kita juga bisa mengaitkan hubungan relasi kuasa antara Ibu Mega dan Pak Jokowi yang akan menimbulkan berbagai interpretasi, itu sah-sah saja. Tapi mari semua ditelaah dengan lebih dingin dan rasional, dengan sebisa mungkin melepaskan dari berbagai spekulasi. Kami yakin tak ada yang bersifat antagonis atau tabrakan fatal dalam hubungan kedua tokoh ini di PDI Perjuangan. Di PDI Perjuangan selalu ada semangat yang sama di untuk memberikan kontribusi konsensus di antara konflik-konflik yang ada.
Saya juga tidak melihat kemungkinan Pak Jokowi akan pindah partai. Perlu diingat, dari kandang bantenglah Pak Jokowi berasal, dan dari ‘Semangat Banteng’ inilah Pak Jokowi bersama PDI Perjuangan berjuang berdarah-darah menjadi wali kota, gubernur, hingga presiden. Di kandang bantenglah Pak Jokowi juga minum kopi bareng. Bahwa kadang kopi itu terasa pahit atau manis, itulah kehidupan, yang pada akhirnya senantiasa berakhir dengan kebersamaan.
Selengkapnya di