Setiap tanggal 5 Mulud, Sekaten digelar di pelataran Masjid Gedhe -seminggu penuh gamelan dimainkan, menghadirkan suasana khidmat dan nostalgia suara zaman.
Puncaknya adalah Grebeg Maulid, ketika keraton menghadirkan gunungan berisi hasil bumi dan berkah, diarak keluar sebagai lambang rahmat dan gotong royong untuk masyarakat.
Tradisi ini bukan sekadar pesta bunyi. Di balik denting gamelan dan arak-arakan gunungan, tersimpan makna sejarah dan spiritual: perayaan Maulid Nabi, jejak kesetiaan para bupati di masa lalu, serta tafsir kata “Sekaten” yang diyakini berasal dari “Syahadatain” dua kalimat syahadat, inti iman Islam yang menjadi ruh perayaan ini.
Grebeg Maulid merupakan warisan budaya yang menyatukan seni, sejarah, dan spiritualitas. Mari kita telusuri makna terdalamnya dan menjaga tradisi ini tetap hidup untuk generasi mendatang.