Dialog Kompas TV Bersama Ni Luh Puspa, Wihadi Wiyanto dan Hanta Yuda. Gibran Cawapres, Jateng Tetap Kandang Banteng
Memang sejarahnya demikian, Jawa Tengah berkali-kali jadi ‘Sarang Banteng’, meski banyak mendapat sasaran serangan setiap kontestasi pemilu. Pun demikian pada Pemilu 2024, Jateng akan jadi wilayah ‘pertempuran’ yang sangat ramai, dan jadi target utama semua paslon capres-cawapres.
Sejak era Orde Baru, setiap ada intervensi dan tindakan intimidatif, Banteng Jateng selalu melawan dan tidak akan pernah mundur. Mengapa Jateng disebut ‘Kandang Banteng’ yang selalu siap merumput dan siap bertarung, tak lain karena konsistensi kemenangan PDI Perjuangan di Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo di Jateng punya legitimasi kuat, apalagi saat ini tren menggandeng Mahfud MD menarik segmen khusus dari masyarakat yang butuh figur komit pada penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Ditambah lagi kepemimpinan Bu Mega yang terlihat muncul dengan kekuatan wibawa Mbak Puan, di situlah kami sangat yakin justru bisa meningkatkan kemenangan di Jateng.
Asal Pemilu diselenggarakan secara jujur dan adil tanpa kecurangan dan tidak ada intervensi dari berbagai kekuatan struktur negara, kami yakin akan menang di Jawa tengah. Kalau memang ada intervensi yang membuat Pemilu jadi tidak jujur dan adil, kami akan melawan dengan sengit demi mempertahankan predikat kandeng banteng yang konsisten.
Mas Gibran memang tokoh muda berasal dari Jateng, tapi proses pencalonannya sebagai cawapres sangat “tua”, model era Orde Baru. Pak Jokowi pun tidak secemerlang dulu karena faktor pencalonan Gibran dengan nepotismenya dipertanyakan masyarakat Jawa Tengah secara etika politik.
Selengkapnya di