Sudah jelas bahwa Mas Wali Kota Solo Gibran sudah tidak menjadi kader PDI Perjuangan dan itu memang jadi prasyarat saat memutuskan sebagai cawapres Prabowo. Soal pamit atau mundur, PDI Perjuangan sudah punya pengalaman menghandle masalah-masalah seperti ini. Informasinya Gibran segera mengembalikan KTA yang diperoleh dari DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta.
Saya termasuk membanggakan dengan pencapaaian Mas Wali Kota dan juga ikut menyiapkan Gibran masuk jenjang politik lebih tinggi dengan proses alami, tapi tak paham dengan keputusan yang diambil secara tergesa-gesa sebagai cawapres.
Kami menghargai terkait mundurnya Gibran sebagai kader PDI Perjuangan karena konsekuensi menjadi cawapres Prabowo, tapi sebaiknya ia memiliki ‘unggah-ungguh’ politik, pamit ke PDI Perjuangan seperti pepatah ‘datang tampak muka, pergi tampak punggung’.
Dengan majunya Gibran sebagai cawapres, kami berharap netralitas aparat negara seperti disampaikan Presiden Jokowi tetap terjaga. Esensi pesta demokrasi adalah adanya imparsialitas, kesetaraan dalam kesempatan, sehingga proses hajatan Pemilu 2024 benar-benar menjadi hajatan publik dan bukan hajatan elit.
Selengkapnya di