Dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin, 2 Desember 2024 bersama Maryo Sarong, Nurdin Halid dan Gun Gun Heryanto
Konsep Pilkada langsung dipilih rakyat merupakan akibat dari perubahan konsep sentralisasi era Orde Baru menjadi desentralisasi era Otonomi Daerah, sehingga partisipasi rakyat dalam memilih pemimpinnya berakibat pada pembangunan untuk meningkatkan ekonomi daerahnya.
Cara berpikirnya bukan dengan mendikotomikan bahwa rakyat mencoblos karena seorang sosok. Hal itu bukan merupakan cara berpikir PDI Perjuangan.
Di Jawa Tengah, kami menang di 19 kabupaten / kota bukan karena sosok yang mampu mengkooptasi atau mempengaruhi pilihan rakyat.
Pilkada adalah hajatan rakyat, bukan hajatan elit atau hajatan domestik. Karena itu, tidak tepat jika partai mengkooptasi rakyat dengan satu atau dua figur pada pelaksanaan pilkada langsung yang merupakan perwujudan konsep desentralisasi dan otonomi daerah.
Proses penjaringan dan penyaringan yang dilakukan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Sukarnoputri selalu menyodorkan kepada rakyat sosok pemimpin yang punya kapabilitas, kapasitas, dan integritas yang dipilih rakyat secara demokratis.
Terima kasih dan apresiasi kepada Polri, TNI, ASN sehingga pada pilkada kemarin, khususnya di Jakarta, bersikap netral sehingga tidak ada hambatan-hambatan bagi rakyat untuk memilih.
Pilkada yang berkualitas akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Cara berpikir bahwa Pak Jokowi sebagai endorser juga salah, karena Pak Jokowi itu bukan alat peraga yang bisa dibawa ke mana-mana.
Faktanya di Jawa Tengah masih 19 kader terpilih jadi bupati dan wali kota. Kandang banteng tidak tumbang di Jawa Tengah, calon kepala daerah yang kami usung dari Jawa Tengah dengan kapabilitas, kapasitas, dan integrtasnya ’laku dijual’ dan mendapatkan legitimasi.
Dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV bersama Maryo Sarong, Nurdin Halid dan Gun Gun Heryanto
Pilkada yang berkualitas akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Cara berpikir bahwa Pak Jokowi sebagai endorser juga salah, karena Pak Jokowi itu bukan alat peraga yang bisa dibawa ke mana-mana.
Faktanya di Jawa Tengah masih 19 kader terpilih jadi bupati dan wali kota. Kandang banteng tidak tumbang di Jawa Tengah, calon kepala daerah yang kami usung dari Jawa Tengah dengan kapabilitas, kapasitas, dan integrtasnya ’laku dijual’ dan mendapatkan legitimasi.
Dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV bersama Maryo Sarong, Nurdin Halid dan Gun Gun Heryanto
Tidak setuju jika legitimasi dalam Pilkada ditake over oleh tokoh-tokoh yang ada. Itu tidak mendidik dalam semangat kemandirian, semangat desentralisasi dan semangat otonomi.
Jangan mentradisikan yang salah secara terus-menerus. Ini bisa bahaya bagi demokrasi itu sendiri.