Kita mencermati betul sosok Wali Kota Solo Gibran ini sejak pertemuan dengan Pak Airlangga, Muhaimin dan juga para kandidat capres, kemarin dengan Prabowo, Ganjar, dan hari ini dengan Mbak Puan.
Kita akan lihat seberapa besar spektrum magnet Gibran ini, memang besar ataukah dibesar-besarkan media? Kami dari PDI Perjuangan tak akan rebutan, karena dari pernyataan Mas Wali jelas Gibran sebagai kader PDI Perjuangan akan tegak lurus kepada partai. Bahwa ia luwes dalam bersikap menemui para pejabat yang juga menteri-menteri Presiden, itulah gaya politik Solo dengan keluwesannya.
Kami melihatnya jangan-jangan malah Gibran ini merebut suara orang lain untuk masuk ke PDI Perjuangan. Maka jangan heran kalau nanti suara kami dari kalangan Gen Z akan melesat karena faktor Gibran.
Sebagai pejabat di Kota Solo, posisi Mas Wali Gibran memang harus di tengah. Cara Gibran dalam merespon pejabat yang datang ke kota Solo cukup bijaksana dalam menempatkan dirinya, baik saat menyambut menteri maupun partai. PDI Perjuangan sangat nyaman dengan sikap Mas Gibran. Kalaupun kemarin ada konstraksi di dalam saat hadirnya Relawan Prabowo di Loji Gandrung dalam pertemuan Gibran-Prabowo sudah kami klarifikasi. Gibran mendapat nasihat karena sebagai kepala daerah posisinya harus netral dan terukur, terutama dengan tokoh yang punya kepentingan dalam pencapresan Pemilu 2024.
Saya melihatnya, justru para kandidat calon presiden mengirimkan sinyal mendekati Gibran untuk disampaikan kepada Pak Jokowi agar mendapat dukungan. Sah-sah saja kalau mereka ini mencari simpati pada Gibran agar medapat dukungan Pak Jokowi, tapi saya percaya political bounding Gibran maupun Pak Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan terlalu sulit untuk mengalihkan dukungan relawan Gibran dan relawan Pak Jokowi ke Prabowo atau calon lainnya.
#PDIPerjuangan