Program Kontroversi Metro TV, Dansa-Dansi Jokowi bersama Zilvia Iskandar, Hanta Yuda, Andre Rosiade dan Immanuel Ebenezer: Jokowi Tegas dalam Prinsip, Luwes dalam Penampilan
Tugas media harus menghilangkan politic framing dan membuat semua jadi seimbang serta mendidik. Ini penting dalam schooling politic bagi publik. Kalau soal capres cawapres, jangan sebut sebagai Presiden Jokowi, tapi cukup dengan Pak Jokowi. Terlalu naif kalau presiden dengan fungsi yang ada dikaitkan dengan persoalan capres cawapres. Harus dipisahkan. Misalnya di Istana Bogor tadi, itu adalah murni pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo selaku Menteri Pertahanan.
Bicara soal dansa-dansi, kalau di Jawa, khususnya gaya Solo, ada gerakan badan harus sesuai dengan irama tarian yang ada, sehingga masuk ke dalam rasa. Pak Jokowi merupakan seorang negarawan, yang hampir 10 tahun jadi presiden, mengedepankan narasi NKRI dengan pembangunan Indonesia Sentris dengan pendekatan teknokratik, pembangunan infrastruktur jalan, listrik 35 ribu watt, bandara, pelabuhan, dan lain-lain. Itulah pakem, patokan tarian Jokowi.
Narasi-narasi itu kemudian ditularkan kepada siapa saja yang mau jadi calon presiden. Sejauh ini, posisi beliau masih di tengah. PDI Perjuangan melihat dinamika sekarang, mau ada pertemuan dengan siapapun, Pak Jokowi tak akan lepas dengan kalkulasi politik. Kami tidak panik, karena Jokowi adalah kita, dipersiapkan betul dengan ideologi, konstitusi, visi, misi, kebijakan, program dan kita memenangkan dalam dua kali Pemilu dengan tidak gampang.
Kalau sekarang ada klaim 90 persen relawan pendukung Pak Jokowi sudah bergeser jadi pendukung Prabowo, kok saya tidak yakin hal itu betul-betul terjadi bila dihitung dengan kuantifikasi yang benar.
Pak Jokowi tidak menyebut secara eksplisit siapa tokoh yang diendorse. Beliau tegas dalam prinsip, luwes dalam penampilan, karena memang harus mengayomi semua. Hampir semua tokoh partai diterima dan didukung Pak Jokowi. Bu Mega, Pak Jokowi dan Prabowo merupakan negarawan yang luar biasa, dan tak akan ada kontraksi yang keluar dari sikap beliau-beliau itu. Ada irisan yang menyatukan Bu Mega, Pak Jokowi dan Prabowo yakni ideologi untuk masa depan bangs aini.
Posisi Pak Jokowi saat memberikan pernyataan harus dilihat backgroundnya. Perbedaan pendapat dalam demokrasi adalah hal yang wajar, baik dalam partai pengusung maupun relawan-relawannya, yang “kadang rela kadang melawan”. Tapi kita harus lihat motifnya, sejauh itu tulus dan iklhas, kita ingin dengar apa yang diinginkan relawan-relawan yang saat ini sedang bermusyawarah, partai-partai juga masih bertemu. Saat ini mecari formulasi, nanti setelah ini ada kontestasi, di kontestasi ada menang dan kalah, tapi setelah itu tetap utamakan persatuan demi bangsa dan negara.