Kata Ustadz: Jomblo Bisa Mati Syahid, Jika…

Program Inspirasi Buka Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan Episode 15 – Jomblo, Mati Syahid? | Gus Muhammad Nur Hayyid

Status lajang atau jomblo, mungkin bagi sebagian orang terstigma negatif karena dianggap “belum laku”. Tetapi, tak sedikit pula yang beranggapan positif. Bahkan, tahukah anda jika jomblo yang konsisten menjauhi segala larangan Allah SWT di ujung hidupnya bisa diganjar mati syahid?

“Barang siapa yang mampu menahan dirinya untuk tidak bermaksiat, padahal dia ingin, lalu dia mati karena menahan kerinduan kepada sang kekasih, tapi dia tidak mau melanjutkan kerinduannya itu dengan perilaku yang melanggar ketentuan syariat, matinya orang itu dicatat sebagai mati yang syahid,” ujar Gus Muhammad Nur Hayyid dalam program Inspirasi Ramadan, serial Lenong Menunggu Berbuka Puasa BKN PDI Perjuangan, Kamis (06/04/2023) di akun Youtube BKN PDI Perjuangan.

“Jadi, orang yang jomblo, terus sabar, tidak melanggar ketentuan-ketentuan dari Tuhan, dari Allah SWT, maka orang itu sangat disayang oleh Allah,” imbuh Pengasuh Pesantren Skill Jakarta itu.

Dalam Islam, istilah syahid sendiri merujuk kepada seorang Muslim yang meninggal dalam keadaan membela agama Allah. Orang yang mati syahid dianggap sebagai orang yang mati dengan kehormatan tertinggi dan mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah SWT. Orang yang meninggal dalam keadaan syahid diyakini akan langsung masuk ke surga dan mendapatkan banyak keberkahan dan pahala.

Hayyid lantas menjelaskan, jodoh memang sudah diatur oleh Allah SWT sejak sebelum kita dilahirkan, namun kita masih memiliki peran dalam menentukan siapa yang pantas untuk menjadi pasangan hidup kita. Tidak ada standar pasti, lanjut Hayyid, dalam mencari jodoh. Namun yang terpenting adalah mencari seseorang yang cocok dan sejalan dengan nilai-nilai yang kita anut.

“Jodoh itu memang sudah diatur, sudah jelas, pesek, tinggi, pendek, sudah diatur sejak sebelum kita dilahirkan. Nah, tinggal kita nyari siapa yang kira-kira pantas dengan kita,” terang Da’i asal Lumajang ini.

“Kalau sudah suka sama suka, langsung dikhitbah, nikah! Syaratnya kata Rasulullah, kalau orang sudah memiliki kemampuan, baik itu material, mental, maka segeralah kalian menikah. Tapi kalau tidak mampu menikah, maka berpuasalah,” imbuhnya sembari menekankan.

Menurutnya, berpuasa memiliki dua makna yang berbeda. Pertama adalah puasa secara lahiriah, yaitu menahan diri dari makan dan minum mulai dari waktu fajar hingga waktu magrib seperti yang dilakukan pada bulan suci Ramadan. Namun, secara batiniah, makna berpuasa yang kedua adalah menahan diri dari segala hal yang bisa mengganggu ketaatan dan ketaqwaan pada Allah SWT.

Hal tersebut, lanjut Hayyid, mencakup menahan diri dari perilaku buruk, nafsu yang berlebihan, dan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama. Dengan demikian, berpuasa tidak hanya bermakna menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perilaku negatif untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dan meningkatkan kualitas diri.

Jadi, untuk para jomblo di luar sana, janganlah putus asa dan tetaplah sabar dalam mencari jodoh yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Ingatlah bahwa Allah SWT pasti memberikan jodoh yang terbaik untuk kita, tinggal kita yang mencarinya.

Selengkapnya di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *