Program Inspirasi Sahur BKN PDI Perjuangan Episode 4: Buku Tasawuf Modern Buya Hamka bersama Ahmad Najib Burhani.
Pemikiran Tasawuf Modern Buya Hamka disebut sebagai gabungan antara Tasawuf salafiyah dan Tasawuf yang mengedepankan rasionalitas. Keduanya dibalut oleh ilmu psikologi modern. Hal itu ada dalam salah satu karya besar ulama kelahiran tanah Minangkabau, Buya Hamka berjudul Tasawuf Modern yang terbit pertama kali pada tahun 1939.
Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional yang juga merupakan cendekiawan muslim Muhammadiyah Ahmad Najib Burhani dalam serial ‘Inspirasi Sahur 2023’ yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan saat menjelang Sahur, Minggu, 26 Maret 2023, dipandu oleh Host Tiara Chrisanti Gitaredja.
“Buya Hamka menerangkan dalam bukunya yang dimaksud dengan Tasawuf, seperti yang diungkapkan oleh tokoh tasawuf bernama Syeikh Junaid bahwa Tasawuf adalah keluar dari budi perangai (sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan) yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji,” kata Najib.
Ihwal Tasawuf modern, Najib menjelaskan, itu merupakan gabungan antara pemikiran rasional yang menekankan kepada logika dan dzauq (rasa). Itu semua berkaitan dengan psikologi modern. Sehingga tasawuf modern bisa dipahami sebagai gabungan antara tasawuf, mistisisme, akhlak, psikologi, dan rasionalitas dalam menjalankan tasawuf.
Lebih lanjut, Najib mengatakan, tersapat dua hal inti dari proses pendisiplinan Tasawuf Modern, yang pertama adalah disiplin spiritualitas dan yang kedua disiplin akhlak.
“Tasawuf modern terkadang disebut sebagai tasawuf salafi karena mengacu kepada perilaku Nabi Muhammad SAW dalam melakukan kegiatan keagamannya yang dipadukan dengan modernitas yang berasal dari psikologi modern,” tutur Najib.
Najib mengatakan, Buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka terdiri dari beberapa rubik. Salah satu rubrik yang ada di dalamnya coba menjawab permasalahan yang ada di sekitar masyarakat pada saat itu (zaman saat buku tersebut dibuat). Sebagai contoh dijelaskan bahwa manusia perlu hidup dengan rendah hati, bersikap “humble” dan tidak perlu pamer atau menonjolkan kekayaan.
“Keunggulan dari Tasawuf Modern karya Buya Hamka ini itu asa di bahasa yang digunankannya. Bahasanya “renyah”. Buya Hamka ini seorang sastrawan yang dalam tulisannya ini menggabungkan tentang psikologis, mistisisme, salafiah, keagamaan, dan akhlak, namun tetap relevan,” ujar Najib.
Najib berpesan agar anak-anak muda dapat meneladani seorang Buya Hamka yang tekun belajar di berbagai aspek pelajaran, memiliki pengetahuan yang kaya dan mampu melahirkan sebuah karya. Ia berharap, warisan dan semangat dari Buya Hamka dapat ditiru oleh masyarakat saat ini.
Selengkapnya di