Konsumsi baja nasional Indonesia kembali meningkat setelah sempat turun di tahun 2020 akibat dampak pandemi COVID-19. Permintaan selama semester I tahun 2021 meningkat menjadi 6,7 juta ton atau naik sekitar 36% dari permintaan di periode yang sama tahun 2020 yang hanya 4,9 juta ton. Produksi domestik dan ekspor meningkat sekitar 12,5%, sementara ekspor menurun sekitar 25% di semester I tahun 2021.
Pertumbuhan konsumsi industri baja, saat ini masih didorong terutama oleh pertumbuhan dari sektor konstruksi, yaitu sekitar 78%. Sektor-sektor konstruksi tersebut antara lain pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, kilang minyak dan gas bumi, waduk dan pengairan, maupun konstruksi lainnya seperti pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya.
Penyelamatan Krakatau Steel dari kebangkrutan dalam jangka pendek melalui restrukturisasi utang ataupun bisa melalui pelepasan sebagian saham kepada perusahaan sejenis yang memiliki keunggulan (advantage) dalam industri baja sehingga tidak membebankan keuangan negara (penyertaan modal negara / PMN). Masuknya investor yang memiliki keunggulan dalam industri sejenis agar Krakatau Steel agar dapat kompetitif di pasar dan mampu menaikkan skala produksi untuk menurunkan tingkat biaya produksinya.