Dalam dialog Apa Kabar Indonesia Malam TvOne, Jumat, 20 Agustus 2021, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima mengatakan, sikap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri menyentil pencibir Jokowi memberi sinyal dua hal.
Pertama, Megawati memberikan sinyal kuat bagaimana seharusnya kita memiliki etika moral secara baik dalam berpolitik.
Kedua, hal itu juga memberikan sinyal kuat bagaimana PDI Perjuangan memberikan dukungan kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Sebagai ketua umum partai pengusung, sudah pasti PDI Perjuangan tak hanya memenangkan kontestasi pilpres, tapi juga mengamankan jalannya pemerintahan Presiden Jokowi.
Apa yang disampaikan Bu Mega ini merupakan pendidikan politik bagi mereka yang asal bicara, asal kritik, dan waton suloyo. Di sinilah Ibu Mega memberikan pendidikan politik bagi Demokrasi Pancasila.
Demokrasi tak sekadar berbeda pendapat, tak sekadar tak setuju, atau asal mengkritik. Kami dididik Bu Mega dan senior-senior PDI Perjuangan bahwa selain mengkritik, juga harus memberi solusi yang rasional.
Dalam berdemokrasi, berbeda pendapat itu merupakan keniscayaan, tapi bila keputusan akhir sudah diambil, ya harus didukung. Di sinilah nampak, bahwa baik saat di dalam atau pun di luar kekuasaan, etika berdemokrasi Bu Mega tetap sama.
Beliau memberkan pendidikan politik yang benar dalam konteks era disrupsi media saat ini. Saat di mana kita susah membedakan antara kritik, intrik, cacian, dan hujatan.
Berdemokrasi kita itu harus dalam konteks memperkuat aspek kebangsaan dan persatuan kita. Harus ada formulasi yang kita sepakati bersama, seperti apa batasan dalam berdemokrasi kita? Mau semaunya sendiri? Asal bicara, boleh? Asal kritik, boleh? Asal waton suloyo, boleh? Kalau itu terjadi, ya bubar, remuk, bangsa kita…
Selengkapnya di