Karakter ‘Nation Building’ Warnai Pembangunan Masjid Sentuhan Bung Karno

Imajinasi Bung Karno sangat luas sampai ke lingkup arsitektur pembangunan masjid tempat beribadah yang sesuai dengan karakter Indonesia. Ketika Bung Karno menempuh pendidikan tinggi di Bandung, ia memiliki biro arsitek dengan sahabatnya, Ir. Anwari. Hasilnya, ada pada sebuah karya masjid di Jalan Suniaraja, Bandung, dengan arsitektur bunga padma yang menjadi bagian dari kisi-kisinya. Sayang, masjid bersejarah itu kini sudah dirobohkan.

Selain itu, saat diasingkan di Ende, Bung Karno pun ikut menyumbangkan sebuah desain yaitu ukiran di pilar-pilar masjid kuno yang direnovasi.

Cerita menarik ini disampaikan Dr. Ir. Yuke Ardhiati M.T, seorang arsitek senior pada Episode ke-24 ‘Talkshow & Musik Bung Karno Series’ bertema: Corak Arsitektur Masjid Buatan Bung Karno. Talkshow Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan yang tayang pada Kamis, 24 Juni 2021 dipandu oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilang Dhielafararez.

Di tempat pembuangan lain, Bung Karno mengintervensi revitalisasi Masjid Jami Bengkulu. “Satu gubahan beliau ada pada karya artistik di pilarnya, berupa ukir-ukiranan yang ditaruh sebagai kepala pilar. Ini mirip dengan karya arsitektur Bung Karno di Masjid Bandung. Meski intervensinya tak bisa maksimal karena bangunan sudah ada, tapi beliau tetap meninggalkan satu sentuhan khas,” kata Staf Pengajar Universitas Pancasila itu.

Yuke melanjutkan, setelah menjabat Presiden RI, terdapat masjd yang Bung Karno terus menyumbangkan gagasan arsitekturnya pada pembangunan masjid, termasuk Masjid Syuhada Kotabaru, Yogyakarta, yang dibangun di atas tanah hibah dari Sultan Hamengkubowono.

Sampai pada suatu saat, Bung Karno memiliki terobosan untuk membuat sebuah desain masjid tanpa kubah. Saat itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) merasa perlu membuat masjid besar untuk keperluan ibadah mahasiswanya. Meminta restu Bung Karno, desain masjid tanpa kubah digarap Achmads Noe’man. Jadilah, Masjid Salman berbentuk simpel dengan unsur kayu kuat. Arsitektur modern tapi kental dengan unsur tropis dan sangat dekat dengan mahasiswa.

“Alhasil, selain beribadah, mahasiswa nyaman berdiskusi di sana. Hasil diskusinya pun jadi sumbangan besar bagi pembangunan bangsa ini,” kata penulis buku ‘Soekarno dan Arsitektur’, serta ‘Arsitek Era Soekarno’ itu.

Beranjak ke Ibu kota. Bung Karno turut memberi warna pada pembangunan Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru dengan corak Timur Tengah.

Puncak masjid era Bung Karno ada pada berdirinya Masjid Istiqlal. Saat itu, masyarakat terus mendesak agar Indonesia memiliki masjid yang dibiayai negara, namun Bung Karno terus menunda permintaan itu, meski banyak yang ingin memberikan sumbangan materi.

“Bung Karno ingin adanya masjid yang mampu melampaui cakaran zaman. Bagaimana masjid itu bisa melintasi waktu yang terus terasa maknawinya dan melewati berbagai perubahan zaman. Sampai pada 1950-an ditemukanlah konstruksi beton yang bisa menjadikan bangunan bisa kokoh dan kuat dalam desain apapun,” kisahnya.

Yuke menekankan, masjid yang pernah didesain ketika era Bung Karno, memiliki ciri khas tersendiri, yakni adanya ciri karakter ‘nation building’ nan sangat menonjol dan bisa menggambarkan karakter bangsa Indonesia. Hal inilah yang kemudian bisa menjadi perekat dalam kerukunan umat beragama.

“Desain masjid gagasan Bung Karno tidak pernah condong dalam suatu pola arsitek daerah ataupun kelompok apapun, cenderung disesuaikan terhadap iklim di Indonesia sehingga dapat memberi suasana nyaman dalam beribadah dan beraktivitas,” ungkapnya.

Masjid impian terakhir Bung Karno itu terwujud pada Istiqlal dengan banyaknya kisi-kisi sebagai lubang angin, sehingga Istiqlal tak lagi butuhkan penyejuk ruangan. Kubah Istiqlal dalam arsitektur modern pun berbeda, yakni setengah lingkaran penuh, bukan ‘kubah bawang’ seperti umumnya masjid.

“Luar biasa sekali inspirasi yang dibagikan dari perspektif seorang arsitek. Inilah salah satu puzzle Bung Karno yang tak banyak diketahui orang,” pungkas Gilang Dhielafararez.

Program ‘Talkshow & Musik’ BKNP PDIP dengan tema besar ‘Bung Karno Series’ hadir setiap hari pada bulan Juni pukul 16.30 WIB, tayang selama satu bulan penuh, dan dapat diikuti melalui kanal Youtube: BKNP PDI Perjuangan, Instagram: BKNPusat dan Facebook: Badan Kebudayaan Nasional Pusat.

Video selengkapnya bisa disimak di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *