Survei SMRC: Publik Apresiasi Kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi – Wapres KH Maruf Amin di Masa Pandemi

Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan mayoritas publik puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sekitar 74 persen warga merasa sangat atau cukup puas, sementara pada pertanyaan mengenai penanganan pandemi, sebanyak 67 persen publik puas dengan kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Tampil dalam Sapa Indonesia Malam KompasTV, Kamis, 31 Desember 2020, bersama Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting SMRC, Saidiman Ahmad dan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Gamal Albinsaid dipandu host Sofie Syarief, anggot DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima mengapresiasi hasil survei ini.

“Survei Saiful Mujani Research and Consulting SMRC mengenai arah perjalanan bangsa ini menunjukkan bahwa masyarakat kita cukup realistis, termasuk bagaimana pandemi ini memukul secara ekonomi. Kita pahami bahwa dalam persoalan pandemi ini ada tiga hal yang dikerjakan: mengatasi virus, mengatasi penularan dan mengatasi dampak ekonominya,” paparnya.

Aria Bima menegaskan, mayoritas responden menilai negara menuju arah yang benar. Kesadaran warga tentang beratnya masalah yang dihadapi pemerintah diwujudkan dengan menjalankan PSBB dengan gotong royong.

“Semua pihak bersinergi karena pemerintah tak bisa bekerja sendiri. Publik menganggap pemerintah sudah bekerja keras mengatasi pandemi,” jelasnya.

Kepuasan publik juga diberikan karena pemerintah melakukan banyak hal untuk membuat masyarakat kian optimistis. Seperti persiapan vaksin dan juga sikap tegas terhadap elemen kelompok masyarakat yang mengacaukan situasi pada kondisi seperti ini.

“Masyarakat kita sudah semakin dewasa dalam hidup berbangsa bernegara dan tidak asal menyalahkan. Situasinya berat, tapi publik percaya pemerintah mampu mengatasi wabah dan dampaknya,” ungkapnya.

Khusus mengenai resesi sebagai dampak ekonomi karena pandemi, Aria Bima mengatakan bahwa dalam mengatasi pandemi tak bisa diukur dalam satu skenario saja.

“Di sini pemerintah bekerja paralel dalam tiga hal tadi: penanganan virus, dampak dan akibat ekonominya. Kita tahu di negara seperti Jepang, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 malah lebih sedikit dibandingkan mereka yang meninggal akibat stres karena pandemi dan melakukan tindakan bunuh diri,” katanya.

Diuraikan Aria Bima, mentradisikan ‘new normal’ bukanlah hal yang mudah. Pada kultur negara demokrasi seperti Indonesia, imbauan-imbauan harus diikuti dengan keteladanan nyata pemimpin.

“Dengan segala kesungguhan dan kerja kerasnya, pemerintah layak mendapat nilai 8 dalam usaha-usaha mengatasi pandemi ini. Terhadap kekurangannya, kita harapkan pemerintah harus melakukan ‘corrective action’ dalam hal penanganan penularan Covid-19,” pungkas Aria Bima.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *