Dialog di iNews: Gibran Berkelit, Bagai Kacang Lupa Kulit?

Analoginya begini. Sebagai seorang yang saat ini termasuk entrepreneur atau pengusaha sukses, misalnya Gibran Rakabuming punya karyawan yang kemudian pindah ke perusahaan lain dengan lini bisnisnya sama. Kalau karyawan itu pindah, tanpa memberitahu, kemudian masih merasa sebagai karyawan Gibran, tentu Gibran Rakabuming akan bertanya, maksudmu itu apa? Tidak pamit, tidak mengundurkan diri, tapi bekerja di kantor sebelah yang produknya sama. Dianggap tidak etis kalau karyawan pindah, tapi tidak memberitahu, itu konduitenya kurang bagus.

PDI Perjuangan diam, tak mau banyak berkomentar, karena ada framing agar dia nunggu dipecat, nunggu dicabut KTA nya, lalu menyatakan seolah-olah proses pemecatan itu tidak sesuai kehendaknya. Sama seperti terpilihnya Kaesang jadi Ketua Umum PSI, kami juga ditunggu untuk bersikap, tapi memilih diam saja.

Kalau ada pemikiran PDI Perjuangan disebut dua kaki, tentu tidak. Sudah tegas bahwa PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo – Mahfud MD.

Soal Gibran ini aturannya jelas, harus dipecat, dan tidak ada privilege bagi siapapun di PDI Perjuangan. Baik putra Presiden sampai pengurus ranting di tingkat desa, tak ada keistimewaan dalam menegakkan kedisiplinan partai. Tapi ini masalah politik dan masalah timing, bagaimana Bu Mega ditunggu sikap dan reaksinya sehingga bisa dikapitalisasi untuk dimainkan jadi ‘playing victim’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *