Program Inspirasi Buka BKN PDI Perjuangan Episode 8: Mari Mengkaji Al-Qur’an | Gus Fuad Plered
Pada bulan suci Ramadan, umat muslim di seluruh dunia bersiap untuk memperdalam pemahaman agama dan meningkatkan ibadah, termasuk membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan memiliki keutamaan tersendiri, karena bulan suci ini adalah saat di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Namun, membaca Al-Qur’an juga memiliki adab yang harus dilaksanakan agar amalan ini tidak berubah menjadi dosa karena sikap yang tidak benar dalam melaksanakannya. Salah satunya adalah dengan memperhatikan waktu untuk menggunakan sound system saat membaca Al-Quran di masjid atau mushola.
Pesan ini disampaikan oleh Gus Fuad Plered dalam program Inspirasi Ramadan, serial Lenong Menunggu Berbuka Puasa yang dilaksanakan oleh Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan, Kamis (30/03/2023) di akun Youtube BKN PDI Perjuangan.
“Sebaiknya itu kalau di mushola, di masjid, kalau kita takmir, kita pakai sound dalam. Jadi pakai sound luar itu sebelum jam sepuluh. Kalau udah jam sepuluh malam, supaya tidak mengganggu (saat) kita membaca Al-Quran. Mengganggu orang tidur kan jadinya malah dosa,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Bantul Yogyakarta ini.
Beliau juga menambahkan bahwa yang lebih penting dari membaca Al-Qur’an adalah meningkatkan kualitas ketimbang memperbanyak kuantitas bacaan, khususnya bagi mereka yang belum terbiasa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
“Kemudian juga yang penting kalau di bulan Ramadan itu tadarus. Tidak harus mengkhatamkan 30 juz ya, yang penting itu justru sebisanya, tetapi kualitas bacaannya ditingkatkan”, papar Kiyai nyentrik yang dekat dengan anak muda ini.
“Ramadan itu kan bulan di mana Al-Qur’an di turunkan untuk pertama kali dan keadaan secara psikologis kita lebih tenang untuk membaca Al-Qur’an. Lebih nyaman. Kalau banyak membaca ayat Al-Qur’an kan setan juga tidak berani mendekat,” tambahnya.
Fuad juga memberikan saran bagi orang tua yang merasa kesulitan untuk mengajak anak-anak mereka membaca Al-Qur’an, terutama bagi anak-anak yang masih kecil untuk menggunakan teknologi yang mereka senangi sebagai metode pembelajaran.
“Membaguskan bacaan Al Quran caranya kan bisa dengan mendengar bacaan orang yang sudah bagus bacaannya. Jadi mungkin kalau kadang-kadang di Jakarta ini orang tua mengundang guru ngaji itu kalau lagi ngajar sambil direkam pakai HP, nah nanti gurunya pulang, anak kita main HP mendengarkan rekaman si ustadz,” ujar penerus dari dakwah Guru Sekumpul Martapura ini.
Selain memberikan contoh dari orang tua dalam membiasakan diri membaca Al-Qur’an di dekat anak-anak. Orang tua juga dapat mengubah metode pengajaran membaca Al-Qur’an dengan mecarikan ayat ayat Al-Qur’an yang memiliki nilai sejarah tertentu agar diharapkan anak-anak dapat memahami dan menyukai Al-Qur’an, serta merasa terinspirasi untuk membaca Al-Qur’an secara rutin di bulan Ramadan dan seterusnya.
“Mungkin kita usulkan pada ustaznya carikan ayat-ayat atau surat-surat yang isinya itu sejarah cerita misalnya surat Yusuf. Nah, itu kan ceritanya panjang. Kemudian yang bercerita tentang Ashabul Kahfi yang cerita tentang penghuni gua,” pungkasnya.