Program Inspirasi Sahur BKN PDI Perjuangan Episode 2: Kitab Siraju Ath-Thalibin Karya Syekh Ihsan Jampes.
Sejarah mencatat, Indonesia melahirkan Syekh Ihsan Jampes, ulama asal Kediri yang menuliskan karya Kitab Tasawuf berjudul Siraju Ath-Thalibin yang hingga kini menjadi rujukan ulama dan institusi pendidikan Islam tersohor di dunia. Kitab ini dikenal memberikan ajaran dan tuntunan yang membuat insan manusia dapat menapaki jalan kebahagiaan dan anti galau.
Fakta menarik itu disampaikan oleh Ahmad Ginanjar Sya’ban, seorang Filolog Santri dalam talk show Inspirasi Ramadan 2023 edisi hari kedua sahur yang digelar Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan, Jumat, 24 Maret 2023.
Ginanjar memaparkan, salah satu kutipan kitab ini menyatakan bahwa ketika cahaya kebaikan, ketika spirit semesta, ketika nilai nilai ketuhanan (seperti pemaaf, pemberi, pengasih, dan penyayang) itu kemudian bisa masuk ke hati kita, maka kehidupan kita insyallah akan terasa lapang dan bahagia. “Hal itu karena filosofi hidup ini tergantung dari cara pandang kita dan bagaimana suasana hati kita. Ini pedoman kita agar jangan sedikit-sedikit galau,” tegas Ginanjar.
Ginanjar menjelaskan lebih jauh bahwa kitab Siraju Ath-Thalibin yang ditulis Syekh Ihsan Jampes Kediri memberikan banyak perspektif dan alternatif pemikiran bagaimana manusia dapat mencapai kebahagiaan yang sebenarnya. Salah satunya, melihat kebahagiaan tidak dari kepemilikan materi semata.
“Bisa saja orang kaya akan materi, tetapi belum tentu bahagia kan?” tukas Ginanjar.
Ginanjar melanjutkan, kitab Siraju Ath-Thalibin karya Syekh Ihsan Jampes menjadi salah satu karya legendaris ulama nusantara karena hingga saat ini kitab tersebut masih dijadikan rujukan dan diajarkan di Universitas Al Azhar Mesir. Keistimewaan kitab tersebut yaitu mampu merangkum banyak kitab tasawuf para ulama dunia dengan susunan tata bahasa Arab yang sangat baik. Bahkan, ulama kondang Nusantara seperti Gus Dur, Gus Mus pun pernah diajarkan kitab karya Syekh Ihsan tersebut saat menimba ilmu di Mesir.
“Menariknya, Syekh Ihsan tidak mempunyai pengalaman bermukim yang lama di Timur Tengah. Beliau asli produk Nusantara, belajar kepada abahnya KH Dahlan, kakeknya Kyai Soleh, dan ulama Nusantara lainnya, tetapi bahasa Arabnya sangat luar biasa. Dia menulis kitab ditulis di Nusantara, berbahasa Arab, dibahas, dirujuk, dan diajarkan oleh ulama Arab di tanah Arab. Ini yang jarang ditemui,” kata Ginanjar.
Ginanjar menambahkan, Syekh Ihsan Jampes Kediri adalah ulama yang sangat produktif. Sosok yang lahir pada 1901 dan wafat di tahun 1951 ini menuliskan banyak karya atau kitab. Selain kitab legendaris Siraju Ath-Thalibin yang dibuatnya saat umurnya masih 33 tahun, ia juga menulis berbagai kitab lainnya, salah satunya kitab yang membahas hukum menghisap rokok dan meminum kopi.
“Beliau juga menuliskan kitab yang berisi petunjuk mengisap tembakau atau rokok dan meminum kopi. Saat itu memang ada banyak alternatif pandangan, namun, pada akhirnya Syekh Ihsan berpandangan mengisap rokok dan meminum kopi hukumnya boleh dalam Islam,” kata Ginanjar memungkasi.
Selengkapnya di