Perbedaan kita sebagai suatu bangsa harus kita syukuri karena dengan identitas agama, suku, bahasa, sampai kuliner, tariannya yang begitu banyak ini adalah satu anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini anugerah dari Allah SWT, ini anugerah dari Sang Hyang Widhi.
Saya teringat bagaimana waktu itu kesepakatan kita pada saat Piagam Jakarta yang mana dalam sila “Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian Kiai Hasyim Ashari dan Ki Bagus Hadikusumo bertemu dengan Alexander Andries Maramis, wakil utusan wilayah timur, yang sebagian besar penduduknya non muslim.
Kalimatnya kurang lebih seperti ini, AA Maramis bilang, kami dari wilayah timur yang sebagian besar adalah non muslim dengan dicantumkannya tujuh kata itu apa berarti kami ini tidak akan diikutsertakan menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Kemudian ada tuntutan dari Aceh soal keadilan sosial, juga Papua Merdeka. Itu yang salah tuntutan merdekanya tetapi alasan mengapa tuntutan merdeka bahwa ada eksploitasi di wilayah Papua untuk kepentingan pembangunan di Jawa yang dituntut tidak adil, yang masyarakat Aceh menuntut otonomi khusus karena mungkin juga dirasa tidak adil.
Maka, dijawab dengan pembangunan Jokowi dengan Indonesia sentris, infrastruktur untuk interkoneksitas supaya resources kita ini bisa lebih produktif untuk keadilan sosial yang demokratik.
Politik identitas digunakan dalam mewujudkan keadilan sosial oke. Dalam mewujudkan cara-cara berperikemanusiaan dan berkebudayaan, oke. Di dalam rangka memperkuat persatuan, oke.
Yang menjadi masalah kalau politik identitas menjadi negatif pada saat politik identitas ini dijadikan sebagai satu alat saja, dijadikan sebagai sarana kerakusan kekuasaan untuk mendapatkan posisi dengan cara-cara yang menglorifikasi perbedaan-perbedaan yang Islam menggunakan seolah-olah karena keislamannya itu saja dia perlu mendapatkan kekuasaan. Akibat dari penggunaan politik identitas kadang dampak atau eksesnya ‘biadab’. Kadang yang beda identitas agamanya itu kemudian didiskriminasi.
Selengkapnya di