Bersama Kementerian Perdagangan menggelar ‘Sosialisasi Kecintaan Produk Dalam Negeri Kepada Masyarakat’ di Boyolali.
Selaku Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, menyoroti mengapa produk lokal jarang diminati oleh masyarakat , antara lain karena mahalnya biaya produksi, kurangnya kesadaran dan kebanggaan menggunakan produk dalam negeri, ketidakmampuan industri Indonesia melakukan pengurangan ongkos produksi dan distribusi, serta kemauan dari sumberdaya manusia tidak cukup karena fasilitas pendukung belum terpenuhi.
Dampak buruk dari tidak menggunakan produk lokal antara lain produk nasional rendah. pembangunan terhambat, lapangan kerja berkurang, pengangguran meningkat, PHK bertambah, dan kesejahteraan masyarakat pun menurun.
Kampanye yang menonjolkan produk buatan Indonesia diperlukan untuk memajukan industri dan UMKM Tanah Air agar bisa bersaing dengan negara lain. Negara-negara besar seperti lebih banyak memanfaatkan kekuatan industri dalam negerinya dibandingkan dari luar.
Dengan menggunakan produk dalam buatan Indonesia artinya memajukan industri dalam negeri. Digitalisasi merupakan syarat mutlak bagi para pelaku UMKM untuk mulai meningkatkan daya saing produk dan jasanya di kancah global.
Indonesia bukan bangsa yang menyukai proteksionisme, karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan. Tetapi Indonesia juga tidak boleh menjadi korban ketidakadilan dari raksasa digital dunia. Transformasi digital adalah win-win solution bagi semua pihak.
Acara dibuka oleh Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Bambang Wisnubroto. Sosialisasi ini juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali Karsino serta Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Surarakarta Basnendar Herry Prilosadoso.