PDI Perjuangan sebagai sebuah partai ideologis hanyalah alat untuk membawa Indonesia menuju Masyarakat Pancasila. Untuk itu, pembumian Pancasila di era kekinian harus terus disosialisasikan untuk menjadi penunjuk jalan atau arah bangsa Indonesia ke depan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima dalam Sosialiasi Empat Pilar Kebangsaan, di Sukoharjo, baru-baru ini.
“Bung Karno dalam pidato 1 juni 1945 , menyampaikan dasar yang membuat Indonesia Merdeka adalah pertama kesepakatan kita berbangsa atau kebangsaanEnitas dalam satu tanah air. Kebangsaan yang berperikemanusiaan, permufakatan/demokrasi, keadilan sosial, dan berketuhanan,” kata legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V itu.
Kita adalah ‘Negara Pancasila’ sebagai ‘negara kesepakatan’. Negara yang disepakati. Negara Pancasila bukan negara sekuler maka masih mengurus kegiatan keagamaan, seperti memberi hari libur keagamaan. Seluruh sila Pancasila tidak bertentangan dengan kitab-kitab yang diturunkan berdasarkan pewahyuan.
Partai sebagai alat, tunggangan, untuk mewujudkan keadilan sosial dari demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Perwujudan dari rakyat sudah dilakukan rakyat memilihnya pada Pemilu 17 April 2019.
Setelah rakyat memberikan mandatnya, sekarang saatnya wakil-wakil rakyat memberikan bagian ‘untuk rakyat’. Perwujudan mengembalikan kepercayaan ‘untuk rakyat’ jauh lebih penting daripada bicara tentang pencalonan presiden pada Pemilu 2024.
“Mandat dan amanat dari rakyat harus diwujudkan dalam bentuk kesejahteraan atau demokrasi substansial baik dari pusat dan daerah,” kata anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini.