Selama sepekan, 9-15 Agustus 2021, Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan menayangkan video-video talk show membahas Bung Hatta dalam berbagai perspektif, ditayangkan di Channel Youtube BKNP PDI Perjuangan setiap pukul 16.30 WIB.
Pada episode Minggu, 15 Agustus 2021, BKNP PDI Perjuangan mengangkat tema Bung Hatta Mata Air Inspirasi, merangkum berbagai inspirasi dari sosok Bung Hatta sebagai penutup dari kegiatan “Pekan Bung Hatta”. Menjadi narasumber dalam tema ini adalah Prof.Dr. Hamdi Muluk, pakarahli psikologi politik dan guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang dipandu oleh Felly Tifani, seorang aktivis kebangsaan.
Bagi Hamdi Muluk, yang juga asal Sumatra Barat ini, Bung Hatta merupakan sosok yang sukses dan lengkap dalam banyak hal. Selain sebagai proklamator bangsa, Hatta dikenal sebagai aktivis, birokrat, negarawan, diplomat, keturunan ulama di Minangkabau, juga seorang doktor dalam bidang ekonomi dari universitas terkemuka di Belanda.
“Bung Hatta ini hebat betul. Saat itu sekolah SD saja susah, tapi beliau membawa gelar doktor dari sekolah ekonomi bergengsi. Saya kira hanya satu hal beliau gagal. Saat menjadi ketua partai,” ungkap Hamdi.
Di balik keistimewaan seorang tokoh besar seperti Bung Hatta tentu ada aspek psikologis dan karakter yang kuat yang harus menjadi pembelajaran untuk bangsa Indonesia. Hatta memiliki integritas yang dibentuk pelan-pelan dari kecil hasil didikan orang tua dan guru-gurunya.
“Ketika yang Anda ucapkan dan apa yang Anda lakukan itu sejalan, dari situlah asal kata integral integritas, integratif menyatu dengan perbuatan. Jadi, ujian integritas seorang adalah ketika omongan dan perbuatan itu sejalan,” tegas guru besar psikologi Universitas Indonesia ini.
Hamdi Muluk mengungkapkan bahwa integritas merupakan sesuatu yang dibentuk secara perlahan dan memiliki banyak aspek seperti kejujuran, amanah, moralitas, kesederhanaan dll. Jika ada seseorang yang memiliki bibit integritas, maka harus diuji oleh perjalanan yang panjang.
“Kita sudah melihat ini dari Bung Hatta. Keteguhan beliau memegang integritas dan prinsipnya sudah masuk dalam kategori berintegritas,” papar Hamdi.
Pria 55 tahun itu melanjutkan, integritas Bung Hatta menjadi hal yang tidak usah diragukan lagi. Ia tidak usah lagi banyak berkotbah tentang kesederhanaan, integritas, kerja keras sebab Bung Hatta sudah mencontohkan itu.
Kisah persahabatan Hatta dengan Soekarno juga sangat memberikan inspirasi bagi kita semua. Meskipun dalam beberapa hal Soekarno dan Hatta bisa berselisih pemahaman, namun jalinan persahabatan antara dua tokoh ini masih terus terjalin.
Bahkan saat terakhir Soekarno sakit dan tidak mendapatkan pengobatan yang layak dari rezim saat itu, Hatta menulis surat sambil merendahkan dirinya mengemis kepada Soeharto agar Soekarno diberikan obat-obatan yang layak.
“Bayangkan saja, seorang proklamator merendahkan dirinya dan mengiba-iba ke rezim untuk datang menemui sahabatnya,” ucap Hamdi.
Ada satu lagi kisah kesederhaaan dan low profile yang mesti menjadi inspirasi tauladan dari sosok Bung Hatta. Ketika Hatta ditugaskan Soekarno berkantor di Bukittinggi tahun 1947-1949, Hatta senang jalan-jalan ke pasar.
Saat itu, Hatta merasa lelah dan ingin naik bendi, tapi karena dia tidak memiliki banyak uang, dia tawar dokar tersebut sampai pengemudi bendinya marah-marah dan menghardik Bung Hatta, “Bapak, kalau tidak punya uang, tak usah nawar bendi saya. Jalan kaki saja.”
Pengemudi bendi ini tak tahu bahwa sosok yang disuruhnya berjalan kaki itu adalah Wakil Presiden Indonesia.
“Tapi saat itu Bung Hatta tenang saja. Ia tidak marah dan tidak membuka sosoknya sebagai wakil presiden,” kisah Hamdi.
Ada peran yang sangat besar sekali dari seorang Bung Hatta dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia dan sebagai contoh seorang tokoh yang memiliki integritas. Karena itu, jika orang di republik ini diminta untuk menyebutkan tokoh legenda yang berintegritas, itu adalah Bung Hatta.
“Itulah mengapa ada Bung Hatta Award yang diberikan kepada tokoh-tokoh anti korupsi. Artinya tokoh-tokoh berintegritas”, ucap Hamdi.
Hamdi juga berpesan kepada generasi muda agar memahami bahwa dibelakang tokoh besar pasti ada karakter yang kuat. Dan jika karakter bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka Bung Hatta adalah contoh pengamalan Pancasila yang sudah paripurna.
“Anda mau cari apa? Sila Pertama sampai Sila Kelima, semuanya ada di dalam diri Bung Hatta itu,” pungkas Hamdi.
Video selengkapnya di