Kalau soal pemanggilan partai terkait hal-hal yang diucapkan atai dilakukan, tabayyun, saya sebagai politisi sejak rambut masih hitam sampai putih juga sering dipanggil terkait pernyataan yang dianggap kurang tepat, dalam penugasan saya di DPR yang dianggap menimbulkan polarisasi di media. Setidaknya ada tiga hal menarik dari sisi Gibran ini.
Pertama, sebagai kader partai yang diusung PDI Perjuangan untuk Pilihan Wali Kota di Solo
Kedua, karena statusnya sebaggai putra Presiden Jokowi yang juga kader PDI Perjuangan
Ketiga, Solo sebagai episentrum politik luar biasa dalam membangun persepsi publii saat ini
Dalam pertemuan kemarin, Tim Relawan Gibran ini adalah Tim Gerindra yang ikut mengusung Gibran pada Pilkada 2020 bersama PDI Perjuangan dan partai-partai lain. Ini adalah relawan Gibran dari poros Gerindra. Mas Wali pun menjelaskan, kalau Ganjar Pranowo akan datang, juga akan dukungan dalam jumlah lebih besar, karena jumlah relawan Gibran dari PDI Perjuangan jauh lebih besar. Namun, pertemuan ini menjadi wacana publik di media menimbulkan konstraksi baik ke dalam maupun ke luar, Tepat sekali Sekjen PDI Perjuangan memanggil Gibran ke DPP, di mana Gibran mengakui sebagai kader muda, punya hak untuk keliru, tapi tidak keliru banget, agar tidak dibengkok-bengkokkan untuk kepentingan politik lain.
Gibran menerima Prabowo karena ada relasi kuasa Prabowo sebagai menterinya Pak Jokowi. Masih masuk akal Prabowo datang ke Solo, maka Gibran menemuinya, seperti menemui Airlangga Hartarto, Budi Karya, dan menteri-menteri lain. Kebetulan, Prabowo juga kandidat capres, yang saat dijamu di Rumah Wali Kota Loji Gandrung, ada pendukung Relawan Gibran dari Poros Gerindra mau bertemu. Hal ini dikapitalisasi seolah-olah Relawan Gibran mendukung Prabowo, padahal itu hanya relawan dari poros Gerindra.
Karena itu, Sekjen PDI Perjuangan mengingatkan agar hati-hati dalam situasi pileg pilpres, akan ada gorengan besar dan kecil, dalam wajan besar dan kecil, tergantung siapa yang menggoreng.
Prabowo juga seorang negarawan, bukan seorang bertipe fait accompli. Pak Prabowo juga kaget saat itu. Jelas ini bukan dukungan diam-diam Pak Jokowi pada Prabowo. Jangan sampai tokoh-tokoh bangsa ini dipolarisasi oleh narasi publik seolah-oleh mereka ini hanya berpikir jangka pendek.
Penggiringan-penggiringan semacam itu dalam kondisi politik semacam ini sangat mungkin terjadi. Karena itulah adanya nasihat dari Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun. Kalau soal Gibran bertemu Prabowo yang juga menterinya Presiden Jokowi, masih dalam koridor yang bisa dipahami. Namun, dampak dan ekses pertemuan itu kadang di luar ekspektasi, karena dimanfaatkan atau digeser untuk me-“leverage” pertemuan yang sebenarnya biasa-biasa saja.
Namanya relawan, kadang rela, kadang melawan, tapi saya tegak lurus di urusan partai, saya percaya betul Pak Jokowi dan Gibran tak mungkin bermanuver melawan pencalonan presiden dari PDI Perjuangan dalam hal ini Ganjar Pranowo.
#PDIPerjuangan